Rabu, 14 September 2011

Dia Pacar Banyak Orang

"Dia cantik sih. Sebagai lelaki normal aku tentu saja menyukainya.Cantik dan pintar. Lulusan luar negri pula."

"Lalu yang menjadi masalah apa?"

"Dia pacar banyak orang! Yang kubutuhkan seorang istri, bukan perempuan dengan gelar pacar banyak orang!"

"Memangnya dia perempuan yang menjual diri?"

"Dia memang bukan menjual diri. Dia berkecukupan punya pekerjaan tehormat. Tapi ketika bersama rekan-rekannya yang lelaki, dia peluk sana peluk sini. Tidak jarang mereka berkelakuan dan berbicara seolah mereka sepasang kekasih. Dan bukan hanya satu lelaki yang kulihat. Ah ini lebih buruk dari perempuan menjual diri karena mereka bisa jadi beralasan terpaksa karena himpitan ekonomi, tapi dia?? Dia pacar banyak orang meski tanpa kau bayar!"

"Sudahlah jika kau memang tak ingin bersamanya. Tidak perlu menggelarinya seperti itu. Tidak perlu mengatainya seperti itu. Bisa jadi dia sungguh tidak tahu diluar sana lelaki baik-baik sepertimu tidak menginginkannya menjadi istri."

"Itulah mengapa perempuan tidak hanya butuh ijazah akadamik tapi juga ijazah akhlak! Mereka kelak ibu dari anak-anak kami. Yang kami butuhkan perempuan yang menjadi ibu dan istri."

"Ya ya..saya mengerti, kami juga tidak butuh seorang pria yang menjadi pacar banyak wanita! Peluk sana peluk sini. Menemani wanita sedih dan kesepian hanya karena rasa iba yang tak kuat, meski bagimu bukan atas nama cinta. Kami tidak butuh suami yang mengidamkan perempuan lain meski hanya di hatinya. Yang kami butuhkan seorang pria yang takut akan pengawasan dan pandangan Allah. Mampu menjadi imam, menuntun keluarganya ke jalan taqwa!"

"Deal!"
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Dalam Naungan Cinta-Nya